Minggu, 26 September 2010

subkelas apterygota

Anggota kelas insect disebut juga heksapoda atau lebih dikenal serangga. Merupakan kelas terbesar dalam filum anthropoda dan memiliki anggota kurang lebih 675.000 Spesies terbesar di semua penjuru dunia. Serangga tidak ada yang hidup di laut.
Ciri khas insekta :
1. Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat antenna , mulut dengan berbagai tipe serta mata faset dan mata oselus. Beberapa macam tipe mulut serangga :
a. menggigit dan menusuk
b. menghisap
c. menggigit dan menjilat
d. menggigit
pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki. Sayap terletak pada segmen kedua dan ketiga. Pada bagian perut terdapat kurang lebih 11 segmen. Segmen terakhir bermodifikasi menjadi alat genital.
2. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai anus. Pada mulut terdapat kelenjar ludah
3. System peredaran darah terbuka, jantung berbentuk gilik dan memiliki anterior aorta. Tidak memiliki pembuluh darah kapiler dan vena.
4. Bernapas dengan system trakea, yaitu berupa saluran bercabang-cabang sampai pada semua bagaian tubuh sebelah dalam. Oksigen yang masuk ke melalui spirakel/ostium dapat langsung masuk ke dalam jaringan.
5. Alat ekresi terdiri atas dua atau lebih pembuluh, disebut pembuluh Malpighi.
6. System saraf tangga tali, terdiri atas berupa ganglion pada tiap-tiap ruas. Pada kepala terdapat otak.
7. Indra penglihatan berupa mata majemuk yang tersusun atas omatidia dan mata tunggal yang disebut oselus. Pada antenna terdapat indra pembau yang disebut kemoreseptor.
8. Jenis kelamin terpisah, yaitu jantan dan betina. Pembuahan terjadi di dalam tubuh. Proses pertumbuhan dari telur sampai dewasa mengalami perubahan bentuk yang disebut metamorphosis. Sebagian besar serangga menglami metamorphosis. Berdasarkan metamorfosisnya, dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a) Ametabola (tidak mengalami metamorfosis)
b) Hemimetebola (metamorphosis yang tidak sempurna)
c) Holometabola (metamorphosis sempurna)

Sungai Berdasarkan Asal Kejadiannya (Arah Jurus Dan Kemiringan Formasi)


      Pola Sungai Berdasarkan Arah Jurus dan Kemiringan (Asal Kejadiannya)
  1. Sungai konsekuen (K) adalah sungai yang alirannya mengikuti kemiringan batuan.
  2. Sungai subsekuen (S) adalah sungai yang arah alirannya sejajar dengan jurusa lapisan batuan.
  3. Sungai obsekuen (O) adalah sungai yang arah alirannya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan.
  4. Sungai resekuen (R) adalah sungai yang arah alirannya searah dengan sungai konsekuen dan alirannya masuk ke sungai subsekuen.
  5. Sungai insekuen (I) adalah sungai yang arah alirannya miring terhadap sungai konsekuen atau jurus batuan.

Selasa, 14 September 2010

DERET HOMOLOG / SERI HOMOLOG

Dalam kimia , suatu seri homolog adalah serangkaian senyawa organik dengan sama rumus umum , memiliki sifat kimia yang mirip karena adanya sama kelompok fungsional , dan menunjukkan gradasi dalam sifat fisik sebagai akibat dari peningkatan ukuran molekul dan massa ( melihat massa molekul relatif ). For example, ethane has a higher boiling point than methane since it has more Van der Waals forces(intermolecular forces) with neighbouring molecules. Sebagai contoh, etana memiliki titik didih lebih tinggi dari metana karena memiliki lebih gaya Van der Waals (gaya antar) dengan molekul tetangga. This is due to the increase in the number of atoms making up the molecule. Hal ini disebabkan kenaikan jumlah atom yang membentuk molekul. Organic compounds in the same homologous series vary by a CH 2 . Senyawa organik dalam seri homolog yang sama bervariasi oleh CH 2.

Alkanes ( paraffins ), alkenes (olefins), ethers , and alkynes ( acetylenes ) form such series in which members differ in mass by 14 atomic mass units. Alkana ( paraffins ), alkena (olefin), eter , dan alkuna ( acetylenes ) series seperti di mana anggota berbeda dalam massa oleh 14 unit massa atom. For example, the alkane homologous series begins with methane (CH 4 ), ethane (C 2 H 6 ), propane (C 3 H 8 ), butane (C 4 H 10 ), and pentane (C 5 H 12 ), each member differing from the previous one by a CH 2 group (or 14 atomic mass units). Sebagai contoh, seri homolog alkana yang dimulai dengan methane (CH 4), etana (C 2 H 6), propana (C 3 H 8), butana (C 4 H 10), dan pentana (C 5 H 12), setiap anggota berbeda dari yang sebelumnya oleh kelompok 2 CH (atau 14 massa atom unit).

Similarly, there is the alcohol homologous series that starts with methanol (CH 4 O), ethanol (C 2 H 6 O), as primary alcohols, isopropanol (C 3 H 8 O) as a simple secondary alcohol, and a simple tertiary alcohol is tert -butanol (C 4 H 10 O). Demikian pula, ada alkohol seri homolog yang dimulai dengan metanol (CH 4 O), etanol (C 2 H 6 O), sebagai alkohol primer, isopropanol (C 3 H 8 O) sebagai alkohol sekunder sederhana, dan alkohol tersier sederhana adalah tert-butanol (C 4 H 10 O).

Even though the general formula remains constant in a homologous series, specific members of the series may have different structures or entirely different properties, though qualitatively, reactivity usually remains the same. Meskipun rumus umum tetap konstan dalam seri homolog, anggota spesifik dari seri mungkin memiliki struktur yang berbeda atau sifat-sifat yang sama sekali berbeda, meskipun secara kualitatif, reaktivitas biasanya tetap sama. Compounds in each series typically have a similar group of atoms called a functional group . Senyawa di setiap seri biasanya memiliki kelompok serupa atom disebut kelompok fungsional . Most chemical properties of organic compounds are due to the presence of functional groups . sifat kimia Sebagian besar senyawa organik yang disebabkan oleh kehadiran kelompok-kelompok fungsional .

Homologous series Seri homolog
General formula Rumus umum
Example Contoh
Functional group Gugus fungsional
Straight Chain Alkanes Rantai Lurus Alkana
C n H 2 n + 2 ( n ≥ 1) C n H 2 n + 2 (n ≥ 1)
CH 4 , n = 1 CH 4, n = 1

C n H 2 n + 1 ( n ≥ 1) C n H 2 n + 1 (n ≥ 1)
CH 3 , n = 1 CH 3, n = 1

Alkenes and Cyclic Alkanes Alkena dan siklik Alkana
C n H 2 n ( n ≥ 2) C n H 2 n (n ≥ 2)
C 2 H 4 , n = 2 C 2 H 4, n = 2
C = C C = C
C n H 2 n − 2 (n ≥ 2) C n H 2 n - 2 (n ≥ 2)
C 2 H 2 , n = 2 C 2 H 2, n = 2
C ≡ C C ≡ C
C n H (2n + 1) OH ( n ≥ 1) C n H (2n + 1) OH (n ≥ 1)
CH 3 OH, n = 1 CH 3 OH, n = 1
- OH - OH
C n H 2 n +1 COOH ( n ≥ 0) C n H 2 n 1 COOH (n ≥ 0)
CH 2 O 2 , n = 0 CH 2 O 2, n = 0
- COOH - COOH
C n (H 2 O) n ( n ≥ 1) C n (H 2 O) n (n ≥ 1)
C 6 H 12 O 6 C 6 H 12 O 6

Where n represents the number of carbon atoms present. Mana n merupakan jumlah atom karbon ini.

A Homologation reaction is any chemical process which converts one member of a homologous series to the next member. Sebuah reaksi homologation adalah setiap proses kimia yang mengubah satu anggota dari seri homolog ke anggota berikutnya.

Minggu, 12 September 2010

reduksi-oksidasi.

1. Pekembangan konsep reduksi-oksidasi.
a. Pada awalnya, pengertian oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan oksigen.
Yakni setiap reaksi berkaitan dengan oksigen, adanya pengikatan dan pelepasan oksigen dalam suatu reaksi.
• Oksidasi adalah pengikatan oksigen.
• Resuksi adalah pelepasan oksigen.
• Oksidator adalah sumber ksigen pada reaksi oksidasi.
• Reduktor adalah zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi.
b. Oksidasi-reduksi sebagai pelepasan dan penerimaan elektron.
Dikarenakan pengertian oksidasi-reduksi yang dikaitkan dengan oksigen terlalu sempit, maka diperluas yang kemudian dikaitkan dengan serah terima elektron. Jadi oksidasi dan reduksi tidak harus melibatkan oksigen. Dengan demikian proses kimia yang disertai pelepasan elektron digolongkan oksidasi, dan penyerapan disebut reduksi. Ini terjadi secara simultan, artinya jika suatu spesi melepas elektron maka ada spesi lain yang menyerapnya, dan terjadi bersamaan atau setiap reduksi disertai oksidasi.
• Oksidasi adalah pelepasan elektron.
• Reduksi adalah penyerapan elektron.
• Oksidator menangkap elektron; mengalami reduksi.
• Reduktor melepas elektron; mengalami oksidasi.
c. Oksidasi-reduksi sebagai pertambahan dan penurunan bilangan oksidasi.
dalam reakasi yang melibatkan spesi yang kompleks kadang sulit untuk menentukan mna yang menangkap dan melepas elektron. Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan mengaitkan pengertian redoks dengan perubahan bilangan osidasi.
• Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi.
• Reduksi adalah penurunan blangan oksidasi.
• Oksidator mengalami penurunan bilangan oksidasi.
• Reduktor mengalami pertambahan bilangan oksidasi.
2. Bilangan oksidasi : atom-atom dalam suatu senyawa mengemban muatan listrik tertentu. Hal itu sangat jelas dalam senyawa ion. Misalnya dalam NaCl, dimana natrium bermuatan positif (Na+) dan klorin bermuatan negative (Cl-). Dalam senyawa kovalen, atom-atom juga mengemban muatan listrik parsial karena adanya polarisasi ikatan. Misalnya dalam HCl, atom hydrogen mengemban muatan positif, sedangkan klorin mengemban muatan negative . besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa, jika semua electron iktan didistribusikan kepada unsure yang lebih elektronegatif, disebut bilangan oksidasi.
3. Aturan menentukan bilangan oksidasi:
1. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0.
2. Flourin, unsur paling elektronegatif dan membutuhkan 1 tambahan electron, mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya.
3. Bilangan oksidasi unsure logam selalu bertanda positif.
4. Bilangan oksidasi suatu unsure dalam suatu ion tunggal sama dengan muatannya
5. Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali dalam senyawa dengan logam, bilangan oksidasi H = -1
6. Bilangan oksidasi O umumnya = -2
Kecuali:
• Dalam F2O, bilangan oksidasi O = +2
• Dalam peroksida, seperti H2O2, bilangan oksidasi O = -1
• Dalam superoksida, seperti KO2, bilangan oksidasi O = ½ .
7. Jumlah bilangan oksidasi unsure-unsur dalam suatu senyawa = 0.
8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya.
4. Hubungannya adalah bilangan oksidasi suatu unsur berkaitan dengan golongannya pada system periodic, kecuali unsur-unsur tertentu seperti gol VIIA, bilangan oksidasi unsurnya -1dan pada unsur N= +3.

pencemaran lingkungan

Lingkungan hidup dapat didefiniskan sebagai:
1.      Daerah di mana sesuatu mahluk hidup hidup.
2.      Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
3.      Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup, terutama:
1.      Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup.
2.      Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup.
Pencemaran Lingkungan

A. Macam – macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.

a. Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.

Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.

Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT.

b. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.

Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.

Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.

c. Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.

1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).

Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.

2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.

Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.

B. Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.

Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam

Terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

Jumat, 03 September 2010

USAHA PENYULINGAN MINYAK DAUN CENGKEH

TEKNOLOGI
Teknologi yang digunakan dalam proses produksi pengolahan minyak daun cengkeh ini termasuk teknologi sederhana atau tradisional. Proses yang umum digunakan adalah penyulingan dengan uap air.


Gambar 4.4. Penyulingan Sederhana
Proses penyulingan dilakukan dengan memanaskan bahan baku dan air yang dimasukkan dalam ketel seperti tampak pada Gambar 4.4 yang kemudian dipanaskan. Proses pemanasan dapat menggunakan bahan bakar berupa limbah daun yang disuling sebelumnya. Uap air dan uap minyak daun cengkeh akan mengalir melalui pipa masuk ke dalam kondensor. Kondensor tersebut dapat berupa kolam seperti tampak pada Gambar 4.2. Semakin lama uap minyak daun cengkeh dan uap air berada dalam kolam pendingin, semakin baik proses kondensasi yang terjadi. Biasanya para penyuling di pedesaan menggunakan 2 kolam pendingin untuk proses kondensasi ini. Air kolam harus terus dijaga agar tetap berada pada suhu yang dingin. Kondensasi mengubah uap air dan uap minyak daun cengkeh menjadi bentuk cair berupa minyak daun cengkeh dan air yang ditampung dalam drum.


Gambar 4.5. Drum Penampung Hasil Proses Penyulingan
Metode penyulingan dengan menggunakan uap air memiliki kelebihan tersendiri. Penyulingan dengan air dan uap ini relatif murah atau ekonomis. Biaya yang diperlukan relatif rendah dengan rendemen minyak daun cengkeh yang memadai dan masih memenuhi standar mutu yang diinginkan konsumen. Kelemahan utamanya adalah kecepatan penyulingan yang rendah.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShoutMix chat widget

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes